Janur Kuning Melengkung (sumber) |
Tidak. Saya tidak pernah memiliki pasangan yang
kemudian direbut oleh orang lain. Sebaliknya, saya malah seringkali (selalu?)
berada di posisi lelaki yang jatuh hati kepada pasangan lelaki lain.
Banyak teman dan saudara saya yang
menyemangati, “Sebelum Janur Kuning Melengkung” (sebelum wanita yang saya suka
resmi menikah) saya harus terus mengejarnya, merebutnya dari kekasihnya.
Namun, setelah belum lama ini saya jatuh hati kembali kepada pacar orang lain setelah sekian lama, saya banyak belajar dari hasil
refleksi dan obesrvasi saya dalam memaknai ungakapan “Sebelum Janur Kuning
Melengkung”.
Hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa
ungkapan tersebut adalah salah satu ungkapan paling egoistis dan kejam yang
orang katakan dalam perjuangan mendapatkan cinta (nafsu?). Mengapa?
1. Prinsip yang Egoistis
sumber |
Saya percaya bahwa setiap orang memang egois.
Namun, beberapa dari kita memiliki kemampuan untuk menahan bahkan mengendalikan
ego lebih baik dari yang lain.
Ungkapan “Sebelum Janur Kuning Melengkung”
membawa egoisme ke level selanjutnya. Bagaimana bisa kita memiliki hati
untuk mendistorsi kenangan, rencana dan harmoni yang telah dibangun melalui diskusi
mendalam, dibangun dari canda, tawa, dan air mata sebuah pasangan demi kebahagiaan kita
sendiri?
Sekarang, coba tanya kepada diri sendiri, apakah
Anda menyukai manusia yang mementingkan dirinya sendiri dalam hal apapun?
2. Jika Anda Bukan Tuhan, Merebut Orang Terkasih itu Kejam
sumber |
Sebuah hubungan romantis merupakan bisnis yang
melibatkan kepercayaan, kejujuran, komitmen, humor dan hal hebat lainnya.
Ketika itu semua berjalan dengan baik, tentu saja sosok orang lain itu menjadi orang
terkasih.
Kita mengerti, bahwa suatu hari orang-orang
yang kita kasihi akan diambil oleh Tuhan. Kita sadar betul akan hal itu.
Namun, tentu
beda rasanya ketika orang terkasih direbut oleh manusia lain, secara tiba-tiba,
ketka lengah, terlebih masih berada dalam sebuah ikatan. Bagaimanapun, apapun
alasanya, merebut orang terkasih adalah sebuah perbuatan yang kejam, jika Anda
bukan Tuhan.
3. Meremehkan Kedewasaan Orang dalam Memilih
sumber |
Menyatakan secara jujur bahwa Anda menyukai seseorang adalah satu hal. Namun, merebut seseorang dari kekasihnya adalah hal yang berbeda. Saya
selalu berusaha untuk menempatkan kejujuran di atas segalanya; sebuah kejujuran
memiliki harga atau nilai tersendiri dan diperlukan usaha yang besar untuk
menjadi jujur.
Beritahu dia bagaimana Anda sangat menyukainya.
Hal apa dari dirinya yang membuat Anda jatuh hati. Beritahu dia sejujur
mungkin. Setelah itu? Biarkan dia berdiskusi dengan kedewasaan, logika dan
perasaannya untuk memilih.
Tidak usah diragukan lagi, saya bukanlah orang yang tersukses dalam membina
sebuah hubungan (memangnya ada?) tapi saya selalu percaya bahwa setiap keputusan
yang diambil dalam menjalin sebuah hubungan harus selalu bisa dijelaskan secara
rasional.
Oleh karena itu, jika saya mencoba sangat keras
untuk muncul di antara wanita yang saya sukai dengan pasangannya, artinya saya
telah meremehkan kemampuan wanita tersebut untuk mengambil sebuah keputusan
yang terbaik bagi dirinya.
Penutup
Tentu saja, pandangan saya ini dapat
diperdebatkan. Terlebih, saya juga dengan tangan terbuka menerima anggapan apapun—terutama
yang negatif—yang muncul setelah orang-orang membaca ini. Yang terpenting,
terima kasih banyak karena telah membaca sejauh ini.
"Bagaimana bisa kita memiliki hati untuk mendistorsi kenangan, rencana dan harmoni yang telah dibangun melalui diskusi mendalam, dibangun dari canda, tawa, dan air mata sebuah pasangan demi kebahagiaan kita sendiri?"
ReplyDeleteSetuju sekali Mang.