“It is the nature of satire that not everyone gets it.” -U.S Court of Appeals D.C Circuit, 2013
Setiap
menjelang tahun ajaran baru ada yang namanya Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) di setiap sekolah seluruh Indonesia. Purwakarta, menurut penelitian
mendalam saya, merupakan Kabupaten yang paling sukses menyelenggarakan PPDB di
Indonesia. Mengapa? Berikut alasannya:
1. PPDB Online berjalan 100%
Negara telah menyediakan fasilitas PPDB Online agar pelaksanaan PPDB terlaksana secara transparan dan
praktis dalam menunjang sistem zonasi. PPDB Online Purwakarta sudah sangat siap, dan sudah pasti
diimplementasikan di seluruh jenjang sekolah yang diharuskan di Purwakarta.
Melalui PPDB Online, prestasi
tertinggi dari seorang murid akan dikonversi menjadi nilai yang mengacu pada panduan konversi nilai dari Dinas
Pendidikan Provinsi masing-masing. Sehingga, jika seorang anak memiliki nilai akademis biasa saja namun memiliki
prestasi lain di tingkat Provinsi/Nasional, ia mungkin sekali dapat bersaing
ketat dengan anak yang hanya tinggi prestasi
akademisnya.
Sama sekali tidak ada kongkalikong
dalam proses ini. Tanya saja para pejabat di Purwakarta jika Anda tidak
percaya.
2. Praktik PPDB Bersih dan Transparan
Ini penting, praktik PPDB yang bersih dan transparan. Alhamdulillah,
seluruh pemangku kepentingan dari mulai orangtua murid hingga para guru merasa
bahagia dan puas dengan proses PPDB yang berlangsung dengan bersih dan
transparan di Kabupaten Purwakarta.
Sama sekali tidak ada ancaman atau campur tangan kotor pihak lain.
Setiap wali murid dapat memperoleh informasi yang lengkap dan jelas mengenai
mengapa anak-anak mereka diterima atau tidak diterima di suatu sekolah. Tidak
ada pungutan sepeserpun dalam PPDB, tidak ada daftar nama siswa titipan dari
orang-orang yang memiliki kekuasaan materi maupun jabatan seperti di zaman
purba kala.
Masyarakat Purwakarta menganggap praktik seperti itu merupakan salah
satu perbuatan paling rendah yang seorang manusia dapat lakukan. Oleh karena
itu, atas arahan Bupatinya yang bersih dan transparan, seluruh stakeholder dapat menjalankan proses
PPDB juga dengan bersih dan transparan.
3. Semua Anak Pasti Sekolah
Semua anak pasti akan bersekolah di Purwakarta, meskipun bukan di sekolah yang ia
kehendaki. Yang
penting, seluruh aspek persyaratan untuk masuk ke sekolah tersebut terpenuhi—tanpa
suap-menyuap atau jasa calo/broker/pihak
ketiga sekalipun—pasti anak tersebut akan dapat masuk ke satu sekolah.
Tidak ada calo yang diam-diam menyusupkan daftar anak-anak yang harus
masuk ke sekolah tertentu dengan imbalan tertentu, sama sekali tidak ada. Tidak
ada sama sekali calo yang meyetor uang ‘pelicin’ dari orang tua yang mau
membayar lebih ke pejabat-pejabat di atas sana yang diam-diam juga menikmati
uang ‘pelicin’ tersebut. Tidak satupun.
Luar biasa? Itu belum apa-apa.
Purwakarta merupakan Kabupaten paling demokratis di Indonesia, jika orangtua
murid tidak setuju dengan pilihan sekolah alternatif yang ditentukan oleh
pejabat daerah bagi anaknya yang tidak diterima di sekolah pilihan pertama,
maka itu selanjutnya terserah orangtua. Take
it or leave it. Tidak pernah ada paksaan di Purwakarta.
4. Komitmen Kuat Bupati Terhadap Pendidikan
Pelaksanaan PPDB yang sukses pasti karena kepala daerahnya yang kompeten
dan berkomitmen. Benar saja, Bupati Purwakarta memiliki komitmen yang sangat kuat
terhadap pendidikan. Beliau bahkan mengatakan kepada seluruh Followers akun Twitternya, untuk melaporkan langsung
kepadanya jika ada yang melihat praktik KKN atau praktik kotor dan
hina lainnya di PPDB di Kabupaten Purwakarta.
Tidak berhenti di situ. Bagi kami, warga Purwakarta, sekolah negeri
selalu menjadi sekolah yang terbaik, dan Bupati sangat memahami pola pikir kami,
sehinga baik anak mampu maupun kurang mampu semua pasti bisa masuk sekolah
negeri. Lalu bagaimana jika semuanya masuk sehingga daya tampung sekolah negeri
tidak sesuai ketentuan dan membludak? Bupati berjanji akan membiayai
pembuatan ruangan-ruangan tambahan untuk itu.
Bupatipun sudah dengan brilian
mengganti nama sekolah negeri dengan nama – nama tokoh raja-raja Sunda, alhasil, tidak ada lagi sekolah
favorit maupun non-favorit. Semua sekolah sama dan tidak ada orang tua yang
memaksakan anaknya harus masuk ke sekolah tertentu dengan uang sejumlah
tertentu.
Saya kasihan kepada Anda yang tidak memiliki kepala daerah yang
berkomitmen tinggi terhadap pendidikan seperti kepala daerah Kabupaten saya.
5. Bandung dan Bogor Baiknya Belajar dari Purwakarta
Bandung yang dipimpin oleh Ridwan Kamil dan Bogor yang dipimpin oleh
Bima Arya nampak lebih kerepotan dibandingkan Purwakarta dalam hal pelaksanaan
PPDB. Jauh dari semua cerita sukses Purwakarta di atas, di Bandung setidaknya Ridwan Kamil
menemukan lima kasus kecurangan PPDB.
Payah.
Di Bogor, Bima Arya menemukan
kejanggalan data di PPDB online. Jadi, sudah jelas, Purwakarta relatif
jauh lebih berprestasi dari dua kota tersebut. Kami Istimewa. Jadi, Anda masih
ragu kalau di Purwakarta tidak ada kecurangan dalam praktik PPDB? Datanglah
kemari dan tanya sendiri kepada para pejabat terkait kalau tetap tidak percaya.
Tapi jika Anda
menemukan sesuatu yang menyimpang dan tidak sesuai dengan hasil penelitian saya
di atas—walaupun saya tidak yakin Anda akan menemukannya—sangat boleh untuk berbagi
cerita dengan saya, orang-orang sekitar yang bisa membantu atau bahkan bisa langsung
dilaporkan kepada Bupati Purwakarta yang komitmennya tinggi terhadap pendidikan.
Masa depan
yang cerah bagi dunia pendidikan Purwakarta nampaknya akan semakin gemilang.
Saya semakin optimistis untuk menyekolahkan anak saya di Purwakarta nanti.
Saya rasa
Anda juga harus mulai memikirkannya.
No comments:
Post a Comment
Wanna save the world? Share this piece.