Sebenarnya saya merasa agak mulas—seperti efek setelah
memakan sambal—ketika hendak menulis ini, tapi saya tetap yakin kalau
penetahuan mengenai road to Pilkada
Purwakarta 2018 yang dapat kita temukan di media ini cukup penting untuk
diketahui secara luas.
Sebelum itu demi memeriahkan perdebatan, bagi
saya, kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi dan pernyataan Habib Rizieq “Campur
Racun” itu sama-sama lelucon. Jadi, pidato filosofis kebudayaan-religius-kontemplatif
Bupati disandingkan dengan dengan ceramah self-righteous
Habib Rizieq yang berapi-api
serak-serak basah adalah sama-sama sekedar
kelakar. Lebih jauh lagi, menanggapi serius keduanya merupakan lelucon tingkat
selanjutnya dan hanya membuang-buang energi saja.
Oleh karena itu, saya lebih tertarik menyelami
hal-hal yang lebih substansial yang efeknya akan nyata dirasakan oleh masyarakat
Purwakarta. Berikut adalah beberapa poin yang lumayan berhasil saya pelajari
hingga saat ini dalam rangka mengantisipasi Pilkada Purwaka 2018 (demi
Purwakarta yang lebih masuk akal dan sejahtera).
Dadan Koswara itu ada dan beliau adalah seorang manusia
Selama ini, tidak sedikit orang yang berasumsi, sebagian lagi menerka-nerka,
bahwa Wakil Bupati Purwakarta adalah Bapak/Ibu panthera
tigris tigris (Macan Putih) karena hampir di seluruh pelosok kota akan
dapat muda ditemui spanduk bergambar Bupati Purwakarta dengan harimau putih
yang cute.
Ternyata, Wakil Bupati Purwakarta adalah
seorang manusia, dan beliau bernama Dadan Koswara. Dadan, kelahiran Bandung,
adalah seorang PNS karir senior di Purwakarta yang sebelum menjadi Wakil Bupati
Purwakarta adalah Sekertaris Daerah di Kabupaten Purwakarta. Beliau tidak
memiliki hubungan apa pun dengan harimau putih di atas, itu yang terpenting.
Menjelang Pilkada 2018, namanya mulai mencuat
atau mungkin memang sengaja dimunculkan. Dimulai dari Rakyat Merdeka Online (RMOL)—seperti
biasa—yang mulai membingkai begitu masih malu-malu
kucingnya Dadan untuk maju sebagai calon Bupati di Pilkada 2018. Menurut
Dadan, isu itu ya wartawan RMOL yang buat, ia mengklaim bahwa dirinya masih
sibuk bekerja untuk masyarakat.
Namun, sebelum pemberitaan di atas muncul,
ternyata Dadan telah diliput oleh Poskotanews dan memberikan pandangannya
mengenai bagaimana
memenangkan Pilkada Purwakarta 2018 versi Dadan Koswara; berikut kutipan
aslinya:
“Untuk bertarung di Pilkada Purwakarta harus memerhatikan aspek 7 penjuru mata angin. Berhitung secara matang. Bila tak memerhati hal itu, lebih baik jangan maju,” ujarnya tersenyum.
Hadeuh, Gusti..
OK!
Di media lain, Radar Karawang juga telah
menjadikan Dadan Koswara sebagai ‘wajah’ Purwakarta, seperti di pemberitaan
rencana Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan
mengalirkan Rp 33 Miliar ke PDAM. Di artikel tersebut rincian mengenai
penggunaan Rp 33 Miliar itu cukup gamblang, artinya boleh jadi rencana itu cukup bagus.
Tinggal diawasi saja implementasinya.
Yang menarik, dan tidak jauh meleset dari
perkiraan pribadi saya, beberapa nama juga mulai disebut berpotensi menandingi
Dadan Koswara di 2018. Pojoksatu.id
menyebutkan Anggota DPRD Jawa Barat dari Partai Nasdem Rustandie SH, Calon
Bupati Purwakarta tidak terpilih dua kali Burhan Fuad, dan Ketua DPRD
Purwakarta dari Partai Golkar Sarif Hidayat sebagai nama-nama yang kemungkinan
akan memeriahkan pesta elit demokrasi 2018 di Purwakarta.
Headlinejabar
menambahkan beberapa nama seperti Anggota DPRD Purwakarta Komarudin, mantan
Wakil Bupati Purwakarta Dudung B. Supardi, dan mantan calon Wakil Bupati Onie
S. Sandi. Menarik ketika beberapa nama anggota DPRD Kabupaten Purwakarta ikut
muncul ketika secara paralel kinerja
mereka dikritik karena dianggap ‘jeblok’.
Biaya Pilkada
Purwakarta 2018 rencananya akan naik menjadi Rp 42 Miliar
Pada pemilu periode lalu (2013) anggaran untuk
Pilkada Kabupaten Purwakarta adalah Rp 15 miliar. Belum lagi sebagian dari anggaran itu dikorupsi sebesar
Rp 828 juta oleh mantan Kepala KPU dan lima bawahannya pada periode itu. Mereka diberitakan telah
divonis 1 tahun 8 bulan pada 2014, kemungkinan hari ini telah menghirup udara
bebas.
Permintaan
kenaikan anggran pilkada ini, menurut Ketua KPU Kabupaten Purwakarta Deni
Ahmad Haidar, adalah karena bertambahnya daftar pemilih dari 645.000 pemilih di
2013 menjadi 703.243 di 2018, menurut data DP4 Disdukcapil Purwakarta. Semoga jika
dikabulkan, anggaran ini aman berada di tangan yang amanah.
Partai-partai masih wait and see untuk berkoalisi
Partai Golkar, PDIP, PKB dan
Partai Gerindra cabang
Purwakarta, mungkin tidak banyak dari kita mengetahuinya, telah melaksanakan
pertemuan yang mereka sebut “Silaturahmi
Politik” di Bandung beberapa waktu yang lalu.
Beuh, terdengar menyeramkan—terutama ketika
datangnya dari partai-partai tersebut.
Pertemuan yang dihadiri oleh para Ketua DPC
partai masing-masing tersebut untuk menyamakan persepsi, visi dan misi (apa mungkin?) dalam konteks
pilkada demi Purwakarta yang lebih baik. Begitu diberitakannya.
Mereka masih menerapkan sikap wait and see dalam menentukan arah
koalisi untuk Pilkada Purwakarta 2018. Namun, menurut mereka, waktu tiga tahun
menuju perhelatan akbar tersebut bukanlah waktu yang lama dalam dunia politik,
sehingga konsolidasi dengan berbagai pihak sudah semestinya dilakukan dari
sekarang.
Penutup
Mari berharap bahwa apa yang kita baca di atas
bukanlah omong kosong—walaupun beberapa hal di atas sudah dapat dipastikan memang sekedar omong
kosong—belaka yang hanya akan berakhir pada praktik membodohi, mengorbankan masyarakat,
mendzalimi pihak yang tidak bersalah, atau membawa Purwakarta semakin mundur ke
belakang.
Saya hanya berharap kita semua sudah merasa benar-benar muak dengan terus menerus menjadi permisif terhadap Korupsi, Kolusi, Nepotisme (sekecil apapun) dan segala bentuk inflitrasi radikalisme maupun gerakan politis yang menjual agama sebagai komoditas, dan sekaligus segala bentuk intimidasi di Purwakarta.
Saya hanya berharap kita semua sudah merasa benar-benar muak dengan terus menerus menjadi permisif terhadap Korupsi, Kolusi, Nepotisme (sekecil apapun) dan segala bentuk inflitrasi radikalisme maupun gerakan politis yang menjual agama sebagai komoditas, dan sekaligus segala bentuk intimidasi di Purwakarta.
saya sependapat dengan uraian dalam blog ini, alhamdulillah,masih ada yang peduli dengan situasidi kab purwakarta yang kita cintai ini, jelang pilkada kab purwakarta 2018,perlu kita kawal sama sama,buang sikap pesimis,dan tinggalkan kata tidak bisa, yakinkan bahwa bersama kita pasti bisa. hendak nya kedepan dapat tampil kepala daerah yang lebih memaham keinginan masyarakat purwakarta pada umum nya dan keinginan cita cita leluhur para pejuang terdahulu dalam membentuk kabupaten purwakarta,
ReplyDeleteApabila ada Izin Allah,dukungan segenap elemen masyarakat kab purwakarta,khususnya tokoh Agama,Tokoh Intlektual, tokoh Masyarakat, dan masyarakat agamis kab purwakarta,serta dukungan parpol yang sejalan dengan cita cita yang mulya tersebut.
Saya siap untuk pelopor, memimpin atau mendampingi calon pemimpin kedepan. yakni pemimpin ,yang memiliki rasa cinta karena Allah,terhadap masyarakat dan kabupaten purwakarta. Insya Allah, Allah akan meridhoi perjuangan kita, Amin..... sukses dan semoga Allah memberikan kekuatan dan pahala,bagi yang membuat blog ini, Amin yaa rabal allamin.
( Muhammad Amin, Sukamulya Ciseureuh Purwakarta )
Halo Kang Amin. Terima kasih atas komentarnya. Semoga cita-cita yang Kang Amin yang baik perjuangkan dapat terwujud.
Delete